Menjahit pakaian
merupakan salah satu proses dari pembuatan pakaian. Menjahit pakaian memegang
peranan penting, karena nilai dari produk sebuah pakaian tergantung dari teknik
pembuatan pakaian yang di dalamnya menerapkan jaminan mutu (quality control) tinggi. Pembuatan pakaian sebagai
suatu industri memiliki banyak persoalan yang harus diselesaikan, yaitu
kemungkinan perkembangan teknologi-teknologi terbaru, khususnya teknologi
mesin-mesin penjahitan. Pada beberapa tahun ini, standarisasi pakaian pun telah
mencapai kemajuan dan hasil produksi massa telah memenuhi pasaran secara
meningkat, dengan perkembangan yang memadai dari penggunaan bermacam-macam
mesin-mesin otomatis yang bermutu tinggi, telah membuka pintu bagi industri
pakaian (garmen) di masa mendatang.
Proses penjahitan
pakaian dilakukan dengan menjahit bagian-bagian yang telah dipotong satu demi
satu. Bermacam-macam cara telah diperkenalkan pada proses ini, dan pekerjaannya
dibagi-bagi berdasarkan produksi perakitan. Pembagian kerja memungkinkan
penyederhanaan dan pengkhususan dari pekerjaan dan memungkinkan pekerja
menguasai teknik-teknik dalam waktu yang pendek, dengan peningkatan efisiensi
yang sebanding. Proses penjahitan tidak hanya memerlukan peralatan yang
sesuai/cocok untuk memperoleh hasil yang dimaksud, yaitu sesuai bahan dan
desain serta penyusunannya dilakukan secara efektif.
Oleh karena itu,
setidaknya susunan proses menjahit membutuhkan pengetahuan khusus untuk
masing-masin mesin jahit, jig, mesin otomatis, press, dan pengetahuan dasar
lainnya tentang susunan proses. Pada bagian ini, pembahasan dibatasi pada
analisa proses penjahitan dan susunan proses penjahitan. Berkaitan dengan hal
tersebut, maka akan dibahas dengan sebuah contoh penerapan produksi massal
untuk kemeja, walaupun hal tersebut berlaku juga untuk jenis pakaian yang lain
1. Analisa
Proses
Analisa proses
penjahitan terdiri atas :
·
Rencana dan jumlah produksi dari sebuah produk.
·
Waktu yang diperlukan dari tiap proses yang sebenarnya
dilakukan oleh pekerja standar diukur atau diambil dari catatan yang ada.
Waktu ini merupakan nilai yang penting, mengingat waktu menjadi dasar untuk menghitung jumlah kebutuhan mesin-mesin dan tenaga kerja. Di samping itu, waktu juga digunakan sebagai ukuran rata-rata pekerja.
Waktu ini merupakan nilai yang penting, mengingat waktu menjadi dasar untuk menghitung jumlah kebutuhan mesin-mesin dan tenaga kerja. Di samping itu, waktu juga digunakan sebagai ukuran rata-rata pekerja.
Berikut ini adalah contoh penguraian
dari proses sebuah pakaian kemeja :
1) Melipat tepi
ke dalam pada badan depan kiri dan kanan untuk lapisan tempat kancing dan
lubang kancing.
2) Menjahit
lubang kancing
3) Menjahit
kancing
4) Melipat
bagian tepi kantong
5) Melekatkan
kantong
6) Memotong dan
melipat etiket
7) Melekatkan
etiket
8) Melekatkan
kuk (lapis bahu)
9) Menjahit
bagian bahu
10) Menjahit
pita lapisan bukaan
11) Memasang
pita lapisan bukaan pada lengan baju
12) Melipat
penutup lapisan bukaan
13) Memasang
penutup pita lapisan bukaan
14) Mengepres
(seterika) lengan baju
15) Memasang
lengan baju pada bagian badan pakaian
16) Menjahit
sambung bagian tepi dan bawah lengan baju
17) Kelim bagian
bawah
18) Menjahit
plastik (bahan) pemegang kerah
19) Melekatkan
kain keras pelapis pada kerah (kain kerah berperekat)
20) Mengepres
bagian tersebut
21) Menjahit
sekeliling bentuk kerah 3/4 c, dari tepi, dan dibelah/dicacah seluruh tepi
bagian luar kerah
22) Kerah
dibalikkan
23) Mengepres
dan melipat bagian permukaan kerah (permukaan luar yang baik)
24) Menyeterika
permukaan kerah
25) Menjahit
sekeliling permukaan kerah
26) Mengepress
seluruh permukaan kerah
27) Merapikan
bagian bawah kerah
28) Memberikan
tanda ukuran
29) Melekatkan
kain keras pelapis pada kaki kerah (kain keras berperekat)
30) Menjahit
kain keras pelapis kaki kerah
31) Memasang
kaki kerah pada kerah
32) Membalikkan
dan menyeterika kaki kerah
33) Menjahit
tepi permukaan kaki kerah
34) Merapikan
bagian bawah kaki kerah
35) Memberi
tanda penyambungan pada kaki kerah bagian bawah
36) Memasang
kerah pada baju
37) Memberi
jahitan berlawanan untuk penguat sambungan kerah pada baju
38) Melipat dan
melekatkan kain keras pelapis berperekat
39) Menjahit
kain keras pada kain sekeliling manset, kemudian dicacah seluruh pinggir luar
dari manset
40) Melipat
manset
41) Membalikkan
dan mengepress manset
42) Menjahit
permukaan bagian bawah dari manset
43) Menjahit
seluruh pinggir (tepi) manset
44) Menjahit
lubang kancing pada manset
45) Menjahit
kancing pada manset
46) Memasang
manset pada lengan baju
47) Membalikkan
lengan baju
48) Menjahit
lubang kancing pada bukaan luar lengan baju dan kaki kerah
49) Menjahit
kancing pada lapisan bukaan dalam lengan baju dan kaki kerah
50) Merapikan
kemeja dari benang dan kotoran jahitan
51) Memeriksa
hasil jahitan dan ukuran menurut standar
52) Mengepress
manset dan kerah
53) Mengepress
bagian badan depan
54) Mengepress
bagian badan belakang dan depan
55) Mengepress
bagian leher
56) Melipat
kemeja seluruhnya
57) Memasukkan
ke dalam kotak (plastik untuk kemeja)
Berdasarkan
kedua komponen tersebut, maka dapat dirumuskan jangka waktu (PT) yang diperlukan
untuk membuat produksi sebuah kemeja, yaitu :
P.T = 28.800 / S
dengan :
P.T = Pitch Time (Jangka Waktu)
P.T = Pitch Time (Jangka Waktu)
28.800 =
Standar waktu kerja di Indonesia, yaitu 8 jam (satuan second)
S = Hasil
tiap hari yang telah direncanakan
Sebagai
contoh :
Apabila
hasil tiap hari dari 2.300 buah kemeja menghasilkan waktu 12,5 detik, maka
jangkawaktu ini disebut sebagai jangka waktu dasar, yang mana dipergunakan
dalam jangka waktu dasar termasuk tambahannya, yang diperoleh dari rumus
ke-dua, yaitu :
S.P.T = B.P.T. ( 1 + nilai tambahan )
dengan
besarnya nilai tambahan adalah sekitar 20-25%. Sementara itu, untuk
menentukan jumlah pekerja yang
dibutuhkan untuk memproduksi sebuah pakaian digunakan rumus ke-tiga, yaitu :
n = ( T ( 1 + nilai tambahan )) / B.P.T
dengan :
T =
Jumlah jam kerja dasar, hasil penjumlahan dari masing-masing jam kerja untuk
tiap pekerjaan.
Pada contoh
di atas, apabila nilai tambahan sebesar 25%, maka akan dihasilkan n = 97 orang, tetapi jumlah pekerja seluruhnya
adalah k.1. 102, dengan 5 pekerja cadangan untuk masing-masing pekerjaan yang
tercantum. Oleh sebab itu, dari rumus (1) dan (3), suatu rencana yang rumit
akan memperbesar nilai T, memperbanyak jumlah pekerja dan jika jumlah pekerja
sudah ditentukan, jangka waktunya akan meningkat dan mengurangi jumlah
produksi. Di lain pihak, untuk produksi yang sama (T tetap),
diketahui bahwa jumlah pekerja akan mengurangi jangka waktu, dan menaikkan
jumlah produksi.
Jumlah mesin yang diperlukan juga dapat diperoleh dengan
cara yang sama, yaitu jumlahmesin yang diperlukan untuk tiap jenis. Jumlah dari
tiap jenis mesin yang diperlukan (N) ditentukan dengan
rumus ke-empat, yaitu :
N = ( T' ( 1 + nilai tambahan )) / B.P.T
dengan :
T' = Jumlah jam
kerja dari tiap jenis mesin Pada contoh tersebut, jika jumlah jam kerja dari
mesin jahit setik kunci adalah 367 detik, maka jumlah mesin N yang diperlukan adalah
N = (
367 ( 1 + 0,25 )) / 12,5
N = 37 set
Jumlah mesin
jahit khusus yang diperlukan juga dapat dihitung dengan cara yang sama pula.
2.
Susunan
Apabila pada pembahasan sebelumnya, jumlah pekerja dan
mesin yang diperlukan ditentukan oleh jangka waktu, maka pada bagian ini akan
diatur menurut susunan. Susunan didasarkan pada susunan garis lurus. Oleh
karena itu, mesin-mesin untuk urutan utama disusun menurut urutan proses, dan
garis proses dari bagian-bagian yang diperlukan pada garis utama disusun di
sebelah rangkaian utama sebagai rangkaian cabang. Apabila mengambil contoh pada
penerapan produksi kemeja sesuai dengan kartu proses di atas, maka jalannya
produk dinyatakan dengan anak panah, dan nomor urutan proses disesuaikan dengan
hasil penguraian pakaian kemeja.
Pembuatan pakaian tergantung pada para pekerja yang
harus selalu menjalankan mesin-mesin. Ada beberapa faktor penting yang harus
diperhatikan dalam menentukan suatu susunan. Untuk menyusun susunan jumlah
mesin ditentukan sedemikian rupa sehingga waktu yang telah ditentukan untuk
seorang pekerja harus mendekati jangka waktu. Tetapi proses yang sebenarnya
tidak dapat memenuhi jumlah pekerja dan mesin menurut perhitungan, dan tidak
dapat disusun berdasarkan perhitungan pula. Pada pekerjaan yang nyata, beberapa
proses memberi waktu yang cukup untuk tiap pekerja, sedangkan beberapa proses
yang lainnya, waktu yang diberikan kepada tiap pekerja sangat sedikit. Tentunya
masih ada persoalan efisiensi dari aliran proses tersebut. Ini disebut sebagai
efisiensi susunan, dan sedikitnya harus 80% atau lebih, dan jika ternyata
kurang dari nilai tersebut, maka susunannya harus ditinjau kembali.. Nilai
efisiensi ditentukan dengan rumus berikut ini :
n (rho) = T / pt x n
n (rho) = T / pt x n
dengan :
pt =
waktu yang diberikan pada seseorang bila terjadi kemacetan.
Persoalannya
adalah membuat waktu kerja dari tiap pekerja sedapat-dapatnya harus seimbang
dan sinkron. Waktu operasi dari mesin jahit pada umumnya adalah 20% - 30% dan
waktu yang tersisa diperuntukkan untuk persiapan dan pengangkutan bahan dan
penanganan bahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar